Scroll untuk baca artikel
Girl in a jacket
Hukum

Kematian Yesa dianggap Tak Wajar Kadat Botong Angkat Bicara

Avatar of redaksi
5200
×

Kematian Yesa dianggap Tak Wajar Kadat Botong Angkat Bicara

Sebarkan artikel ini
IMG 20231128 WA0008

KETAPANG, RADENMEDIA.ID – Rejeki aral maut hanya tuhan yang tahu,namun semua itu bisa diterima jika berjalan dengan cara yang baik dan jalan yang wajar.

Beda halnya yang menimpa Yesa anak umur tujuh tahun harus kehilangan nyawa di luar rumah ibu dan bapak angkatnya.

Di konfirmasi di rumah kediamannya Sinardi Jeman kakek Yesa sekaligus ketua adat(kadat)dusun botong desa kualan hulu kecamatan Simpang hulu kabupaten Ketapang Kalbar 27/11/23

Menjelaskan tentang awalnya Yesa di jadikan anak angkat oleh Yulianto dan susiyanti suami istri warga Tionghoa dari kecamatan sandai,pada dua tahun lalu.

“Yesa anak ke tujuh dari delapan bersaudara dengan ibu kandung bernama Ibon dan ayah tiri bernama Hamali, Yesa di jadikan anak angkat pasangan suami istri itu sudah dua tahun lalu,saat Yesa berusia kurang lebih 5 tahun.diangkat dengan cara adat barang empat real,adat tersebut belum penuh dalam pengangkatan anak.Sehingga orangtua kandung dan keluarga dekat Yesa masih punya hak dalam pengawasan di kehidupan Yesa,” terang kadat.

“Dalam bahasa adat kualan “Bunuh pangkal jual jejak masih di kenang.istilah di perdagangkan di bunuh di aniaya orangtua keluarga masih punya hak atas anaknya tersebut.Ini yang membuat keluarga Yesa merasakan bahwa kematian Yesa ada ketidak wajaran.Paling parahnya lagi keluarga besar di sini di beritahu Yesa meninggal setelah Yesa di makamkan,hari apa meninggalnya tidak di jelaskan,” ucap kadat.

Minggu (26/11/23) mama dan bapak angkat Yesa datang ke simpang hulu untuk bertemu ibu kandung almarhum Yesa dan keluraganya di balai berkuak,untuk menjelaskan tentang kematian Yesa.

Yulianto bapak angkat almarhum Yesa menceritakan kronologis kejadian,yang berawal istri dan kedua anaknya sedang tidur sore itu,lalu ia pergi kedepan menjaga toko sembakonya,sekian lama berlalu Yesa bangun duluan dan berjalan entah kemana.lalu istrinya bangun di lihatnya Yesa tidak ada dan langsung di carinya di dalam rumah,Yesa tidak di temukan.ketika di cari di luar rumah ternyata Yesa sudah tergeletak di darat,di periksa nya masih bernapas langsung di upayakan di urut dan sebagainya melihat kondisi Yesa makin mengkhawatirkan langsung di larikan kerumah sakit,sesampainya dirumah sakit nyawanya tak tertolong lagi.

Masalah pemakaman tidak bisa menunggu keluarga dengan alasan yayasan duka kalau seorang anak yang meninggal tidak bisa terlalu lama menunggu,”Ucap kadat menirukan cerita bapak angkat almarhum Yesa.

Ketua adat sekaligus kakek Yesa menyimpulkan apa yang di ceritakan bapak angkat almarhum Yesa di balai berkuak di depan Ibon ibu kandung almarhum Yesa,tentu belum bisa kami terima,kami berharap kasus ini harus di selidiki pihak berwajib sampai menemukan titik kebenaran tentang kematian Yesa yang tidak wajar itu.Keluarga besar almarhum Yesa minta kasus ini harus di buka seterang terang nya,sampai dilakukan rekonstruksi bilamana di temukan kematian Yesa ini karena di aniaya langsung di bunuh itu,”harap kadat.

Dalam hal kematian seperti ini Jurnalis radenmedia.id menanyakan tentang sangsi adatnya seperti apa yang akan di jeretkan pada pelanggar adat?…

Kadat menjawab”Ini kena adat niti buah,kematian tidak di informasi kan,penguburan tidak menghadirkan orang tua dan keluarga.juga kena adat Pati karena ia meninggal tidak wajar.

Pihak adat saat ini lagi berkordinasi sesama pemangku adat di kecamatan sandai dan kecamatan Simpang hulu,setelah ada ke sepahaman adat baru kita laksanakan pangkas kadat botong kualan.

Jurnalis radenmedia.id terus memantau perkembangan kasus ini sampai di temukan nya pelaku yang bertanggung jawab atas kematian Yesa.

(Roesliyani)