LUMAJANG, RADENMEDIA.ID – Gunung Semeru yang terletak sebagian di Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang dan perbatasan Malang Provinsi Jawa Timur, yang saat sekarang kembali mengalami dengan letusan setinggi 900 meter di atas puncak pada Rabu pagi 15 Januari 2025.
Seperti kejadian Erupsi Gunung Semeru saat itu pada tanggal 28 Desember 2021, Raden Media.id telah melakukan peliputan dan investigasi secara fisik diatas kawah Gunung Semeru dan di kawal oleh petugas piket oleh anggota (TNI) beserta anggota (ORARI).
Ketika itu kejadian Erupsi Gunung Semeru sebanyak 13 warga dilaporkan meninggal dunia, sehingga bantuan dari berbagai para Dermawan termasuk puluhan personil Pemuda Pancasila dari pengurus (MPC) Kabupaten Pemalang yang dipandu oleh ratusan personil dari Pemuda Pancasila (MPC) Lumajang turut serta membantu dan turun ke lokasi yang terparah dampak Erupsi di Desa Sumberwuluh.
Disampaikan oleh Sulhan selaku Kepala Desa Sumberwuluh kepada Raden Media.id melalui pesan WhatsApp, Rabo 15 Januari 2025 malam menyampaikan bahwa.
“Alhamndullilah masih tenang tidak ada pemberitahuan yang katagori darurat, Dan kami beserta warga tetap waspada,”Ucap Sulhan yang penuh harap cepat reda erupsi Gunung Semeru.
“Kini kembali erupsi Gunung Semeru pada hari Rabu, 15 Januari 2025, pukul 07.48 WIB. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 900 meter di atas puncak atau 4.576 meter di atas permukaan laut, ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian, dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang.
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke tenggara dan selatan. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 97 detik.
Sebelumnya, Gunung Semeru juga mengalami erupsi pada pukul 07.06 WIB, dengan ketinggian kolom letusan yang teramati juga sekitar 900 meter di atas puncak. Kolom abu pada erupsi ini memiliki warna dan intensitas yang sama dan terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm serta durasi 110 detik.
Berdasarkan laporan, Gunung Semeru mengalami enam kali erupsi pada Rabu. Erupsi pertama terjadi pukul 01.12 WIB dengan letusan setinggi 500 meter di atas puncak, diikuti oleh erupsi kedua pada pukul 02.17 WIB yang visualnya tidak teramati. Erupsi ketiga berlangsung pada pukul 05.24 WIB dengan letusan setinggi 700 meter di atas puncak. Setelah itu, gunung tertinggi di Pulau Jawa ini kembali erupsi pada pukul 06.43 WIB dengan letusan setinggi 700 meter di atas puncak.
Setelah erupsi pada pukul 07.06 WIB dan 07.48 WIB dengan letusan setinggi 900 meter di atas puncak, aktivitas vulkanik ini sejauh ini tidak mengganggu aktivitas warga di lereng Gunung Semeru.
Sigit menjelaskan bahwa Gunung Semeru masih berstatus Waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi. Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak diperkenankan beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, mengingat potensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
“Masyarakat juga tidak diperbolehkan beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena berisiko terhadap bahaya lontaran batu pijar,”tambahnya.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di anak sungai dari Besuk Kobokan.terangnya, (Red)