Scroll untuk baca artikel
Girl in a jacket
Nasional

Dalam Media Gathering Bea Cukai Wilayah Riau, Berikut Capaiannya

2
×

Dalam Media Gathering Bea Cukai Wilayah Riau, Berikut Capaiannya

Sebarkan artikel ini
IMG 20221007 120837

Pekanbaru, RADENMEDIA.ID – Penerimaan Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Riau mencapai Rp. 13,177 triliun atau 100,04 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 13,172 triliun. Penerimaan terbesar diperoleh dari Kantor Bea Cukai Dumai sebesar Rp. 12,94 triliun.

Kepala Bidang (Kabid) Kepabeanan dan Cukai Kanwil DJBC Riau Isya Bewirwan dalam kegiatan Media Gathering, Kamis (6/10/2022), mengatakan, pihaknya telah menghimpun penerimaan hingga 30 September. Penerimaan itu berasal dari empat kantor BC yaitu Dumai, Pekanbaru, Tembilahan, dan Bengkalis.

“Kantor Bea Cukai Dumai meraup penerimaan Rp. 12,49 triliun. Kantor Bea Cukai Pekanbaru Rp. 193,72 miliar, Tembilahan Rp. 32,77 miliar, dan Bengkalis Rp. 3,97 miliar. Total penerimaan Rp. 13,177 triliun,” papar Isya.

Rinciannya, penerimaan bea masuk hingga kuartal III mencapai Rp. 151,21 miliar. Jika dibandingkan dengan tahun 2021, maka pertumbuhan penerimaan bea masuk mencapai 37,33 persen (year on year).

“Pertumbuhan penerimaan bea masuk juga mencapai angka 67,97 persen (year on year) dibandingkan dengan tahun 2020,” jelas Isya.

Kemudian, penerimaan bea keluar hingga Kuartal III mencapai Rp. 13,02 triliun. Penerimaan bea keluar tumbuh sebesar 62,75 persen (year on year) apabila dibandingkan dengan penerimaan bea keluar di tahun 2021.

“Angka ini juga masih berada pada tren yang positif. Meski, sempat diberlakukan peraturan larangan ekspor sawit,” sebut Isya.

Penerimaan lain dalam bentuk devisa negara disumbang oleh impor pupuk mengandung Kalium dengan nilai sebesar Rp. 4,51 triliun. Impor minyak Petroleum dengan nilai devisa sebesar Rp. 1,88 triliun.

Impor pupuk mengandung fosfat dengan nilai devisa sebesar Rp. 783,69 miliar. Impor pupuk mengandung Nitrogen dengan nilai devisa sebesar Rp. 480,97 miliar. Impor pupuk mengandung Nitrogen, Fosfor, dan Kalium dengan nilai devisa sebesar Rp. 448 miliar.

“Sedangkan negara asal impor terbesar berdasarkan nilai devisanya adalah Kanada. Disusul oleh Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Singapura, Malaysia, dan Mesir,” ujar Isya.

Terakhir, penerimaan bea keluar disumbang oleh ekspor komoditas CPO dan turunannya dengan nilai devisa mencapai Rp. 99,16 triliun. Ekspor Asam Lemak dengan nilai devisa sebesar Rp. 24,41 triliun.

Ekspor kertas dengan nilai devisa sebesar Rp. 15,54 triliun. Ekspor Minyak Petroleum dengan nilai devisa sebesar Rp. 15,06 triliun.

Ekspor Pulp Kayu Kimia, Soda, atau Sulfat dengan nilai devisa Rp. 9,76 triliun. Sedangkan negara tujuan ekspor terbesar di wilayah Bea Cukai Riau berdasarkan nilai devisa ekspornya adalah RRT, Malaysia, India, Belanda, dan Amerika Serikat.

(Hendra/rls)