Scroll untuk baca artikel
Girl in a jacket
PendidikanNews

BRISIK PUAN Bersama SAKA Dengan Tema Perempuan Dalam Bayang-Bayang Patriarki

Avatar of redaksi
96
×

BRISIK PUAN Bersama SAKA Dengan Tema Perempuan Dalam Bayang-Bayang Patriarki

Sebarkan artikel ini
IMG 20240114 WA0049

PONTIANAK, RADENMEDIA.ID – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Febi dan Syariah bidang Pemberdayaan Perempuan (PP) sukses berkolaborasi dalam mengadakan kegiatan Berdiskusi Asik Perempuan (BRISIK PUAN) dengan Tema “Perempuan dalam bayang-bayang Patriarki” di Coffee One Circel kota Pontianak Kalbar Minggu, 14 Januari 2024.

Kepala Bidang (KABID) PP Komisariat Syariah, Faqiha menegaskan isu patriarki masih terbelenggu terutama di ruang lingkup organisasi, melalui kegiatan ini secara tidak langsung memberikan kesempatan mendalam terhadap pengetahuan mengenai patriarki pada perempuan dan berharap melalui kegiatan dapat menjadi platform dalam mendorong kesadaran dan aksi mempromosikan kesetaraan gender dan menciptakan lingkungan yang inklusif dan adil.

“Karna banyak sekali terutama dalam lingkup organisasi sendiri, perempuan itu masih dibelenggu dengan isu patriarki ini. Memilih tema perempuan dalam bayang-bayang patriarki memberikan kesempatan untuk menyelidiki secara mendalam dampak patriarki pada perempuan, menggali tantangan yang dihadapi, serta merumuskan solusi untuk mewujudkan kesetaraan gender. Fokus pada perempuan memungkinkan pencerahan terhadap pengalaman unik mereka dan pentingnya mendengarkan suara mereka dalam perjalanan menuju perubahan positif. Diharapkan output yang didapat dari kegiatan ini adalah mereka dapat menjadi platform untuk mendorong dialog, kesadaran, dan aksi untuk mempromosikan kesetaraan gender serta menciptakan lingkungan yang inklusif dan adil,” Ujar Faqiha.

Lulu Musyarrofah selaku pemateri dari Suar Asa Khatulistiwa menyampaikan perempuan seringkali menjadi korban dalam isu patriarki dan perlu adanya perhatian khusus terhadap perempuan sebagaimana dalam hal ini kesetaraan dapat dikatakan tercapai namun belum tentu suatu keadilan juga tercapai di dalamnya.

IMG 20240114 WA0048

“Penyajian dalam dalam suatu isu yang dasarnya tidak habis untuk dibahas jika berhenti itu berarti kita sudah tidak peduli terhadap hal tersebut, dan patriarki seringkali mengerucut kepada perumpuan sebagai korban dan selalu di anggap remeh ketika mencoba berbicara ke arah keterwakilan perempuan dan emansipasi. Perlu adanya perhatian khusus pada perempuan karna posisi subordinat perempuan menempatkannya lebih rrntan deskriminasi yang walaupun mendapatkan hak dan posisi yang mencerminkan kesetaraan namun belum tentu mendapatkan keadilan,” Jelas Lulu.

Peserta diskusi BRISIK PUAN, Zahwa Istiqomah turut memberikan pandangan terhadap kegiatan ini menurutnya patriarki merupakan sebuah sistem yang tidak adil dan membatasi kebebasan dan kesetaraan antara pria dan wanita serta mendukung perjuangan dalam mengatasi pemahaman patriarki dan membangun masyarakat yang lebih inklusif dan adil.

“Forum tadi tuh sebenarnya udah bagus dah cuman ya itu lah Mimin nya peserta pematerinya udah bagus asik juga dan melalui forum tadi yang saya dapatkan terhadap pemahaman patriarki adalah bahwa itu merupakan sebuah sistem yang tidak adil dan membatasi kebebasan dan kesetaraan antara pria dan wanita, saya percaya bahwa setiap individu tanpa memandang jenis kelamin, memiliki hak yang sama untuk dihormati, diakui, dan memiliki kesempatan yang setara dalam segala aspek kehidupan dan saya mendukung perjuangan untuk mengatasi pemahaman patriarki dan membangun masyarakat yang lebih inklusif dan adil bagi semua orang,” Ucap Zahwa.

Kesataraan dan keadilan merupakan hak bagi setiap individu tanpa memandang kelas gender maupun kehidupan sosial manapun, sebagai makhluk sosial kecendrungan dalam bersikap tidak semua dirasa merdeka dan selalu terdapat korban di dalamnya, oleh karena itu pentingnya bagi setiap individu dalam mendapatkan haknya tanpa membatasi skala pergerakan terhadap hal apapun, baik perempuan maupun laki-laki porsi dalam berekspresi tentu harus seimbang dan saling berkesinambungan agar terwujudnya kesetaraan yang mencapai keadilan terhadap semuanya.

(Roesliyani)